Refleksi Hari Kesaktian Pancasila, Wakil Ketua PA Bengkayang: Semangat Menuju Indonesia Emas
Bengkayang | www.pa-bengkayang.go.id
(Selasa, 1 Oktober 2024) – Dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober, seluruh Hakim dan ASN pada Pengadilan Agama (PA) Bengkayang berkumpul untuk mengikuti upacara yang khidmat. Usai upacara, Tim Konsideran (Tim Komunikasi, Narasi, dan Ekspos Berita Pengadilan) menemui Wakil Ketua PA Bengkayang, Miftahul Arwani, di ruang kerjanya. Dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan, Miftahul membagikan pandangannya tentang Pancasila sebagai fondasi utama dalam membangun pelayanan publik serta visi besar Indonesia Emas 2045.
Miftahul mengawali perbincangan dengan menyatakan bahwa Pancasila di antara yang selalu menjadi penuntun dalam menjalankan tugas sehari-hari. “Bagi kita di PA Bengkayang, Pancasila bukan sekadar dasar negara. Pancasila adalah jantung dari setiap keputusan dan kebijakan yang kita buat. Pancasila harus hidup dalam tindakan nyata ASN”, ujarnya sambil tersenyum.
Baginya, tema tahun ini, "Bersama Pancasila, Kita Wujudkan Indonesia Emas" mencerminkan panggilan untuk memperkuat sinergi seluruh elemen bangsa. Sebagai Hakim dan ASN, ia percaya bahwa tanggung jawab besar ada di pundak mereka untuk membawa perubahan positif. “Kami di PA Bengkayang memiliki peran penting dalam memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila mewujud nyata dalam pelayanan publik yang adil dan bermartabat”, tambahnya dengan penuh keyakinan.
Miftahul menyoroti bahwa Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga memahami relevansinya dalam konteks modern. Di tengah globalisasi dan arus digitalisasi, ia berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi solusi untuk menjaga harmoni dan keseimbangan. “Teknologi memang berkembang pesat, tetapi nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, gotong royong/persatuan, keadilan, dan kebhinekaan tidak boleh ditinggalkan,” jelasnya.
Ketika ditanya bagaimana PA Bengkayang berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, Miftahul menyatakan bahwa peran PA tidak hanya terbatas pada penyelesaian perkara hukum, tetapi juga menjaga keadilan dan pelayanan yang humanis. “Kita harus memahami bahwa tugas kita bukan semata-mata menegakkan hukum. Namun, setiap layanan kita harus dilandasi oleh semangat atau subtansi hukum itu sendiri yakni keadilan, sebagaimana nilai-nilai yang telah tertuang dalam Pancasila. Dengan begitu, kita ikut serta dalam membangun Indonesia yang lebih kuat”, ungkapnya dengan penuh makna.
Selain itu, Miftahul juga menggarisbawahi pentingnya membangun budaya pelayanan yang profesional dan responsif. Ia menjelaskan bahwa PA Bengkayang terus berinovasi, terutama dalam penerapan teknologi digital, untuk mempercepat dan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan hukum. “Kami ingin PA Bengkayang menjadi lembaga yang adaptif dan proaktif, sesuai dengan semangat Pancasila dalam melayani rakyat”, tuturnya.
Dalam diskusi, ia juga menekankan pentingnya integritas bagi ASN di PA Bengkayang. “Tidak ada yang lebih penting daripada integritas. Ini adalah nilai yang harus kita junjung tinggi setiap hari. Integritas bukan hanya tentang patuh pada aturan, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kita sebagai pelayan publik”, tegasnya.
Miftahul memandang bahwa integritas adalah kunci utama untuk mewujudkan Indonesia Emas. Menurutnya, tanpa integritas, visi besar bangsa akan sulit dicapai. “Untuk mencapai Indonesia Emas, kita butuh ASN yang berintegritas tinggi, yang mau bekerja keras tanpa mengharapkan pujian. Sebab, masa depan bangsa ini ada di tangan kita”, lanjutnya dengan tegas.
Selain integritas, Miftahul juga mengapresiasi pentingnya inovasi dan kerja sama dalam lingkup pemerintahan. Menurutnya, kolaborasi antarinstansi menjadi langkah strategis untuk memajukan layanan publik. “Kita tidak bisa bekerja sendirian. Sinergi antarinstansi menjadi kekuatan utama dalam membangun pelayanan yang berkualitas. Semua pihak harus saling mendukung”, ujarnya dengan antusias.
Ia juga mengajak seluruh ASN di PA Bengkayang untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi. “Sebagai ASN, kita harus selalu update pengetahuan dan keterampilan. Dunia terus berubah, dan kita harus siap dengan perubahan itu. Pendidikan dan pengembangan diri adalah investasi jangka panjang yang akan memberi dampak besar pada kualitas pelayanan kita”, ungkapnya.
Tak hanya itu, Miftahul juga membahas pentingnya gotong royong sebagai nilai dasar Pancasila yang harus terus dihidupkan. “Gotong royong bukan hanya tentang bekerja bersama. Ini adalah semangat untuk saling membantu tanpa pamrih, yang sangat penting dalam lingkungan kerja kita. Saya selalu mendorong tim di PA Bengkayang untuk mengedepankan kerja sama dalam setiap tugas”, tuturnya dengan penuh optimisme.
Sebagai penutup, Miftahul menyampaikan harapan besar bagi masa depan Indonesia, khususnya dalam konteks Pengadilan Agama Bengkayang. Ia percaya bahwa dengan menjadikan Pancasila sebagai landasan, PA Bengkayang akan terus tumbuh menjadi lembaga yang lebih baik, lebih responsif, dan lebih adil dalam melayani masyarakat. “PA Bengkayang insyaallah akan selalu ikhtiyar berada di garis depan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, bukan hanya dalam penyelesaian perkara, tetapi juga dalam setiap aspek pelayanan publik” katanya.
Menjelang akhir wawancara, Miftahul menatap optimis masa depan Indonesia, suatu waktu insyaallah Indonesia Emas akan terwujud minimal pada tahun 2045 nanti. Dengan tegas, ia menyampaikan pesan penuh inspirasi kepada seluruh ASN di PA Bengkayang. “Kita tidak sedang berjalan sendirian. Pancasila adalah diantara kompas kita, penuntun yang akan membawa kita ke arah yang benar. Jika kita tetap setia pada nilai-nilai ini, saya yakin, Indonesia yang kita impikan akan menjadi kenyataan”.
Dalam penutupnya, Miftahul meninggalkan pesan epik yang menggema, tidak hanya bagi para ASN di PA Bengkayang, tetapi juga bagi seluruh bangsa. "Seperti halnya perisai Garuda yang melindungi kita, Pancasila adalah kekuatan yang tak terbantahkan. Bersama Pancasila, kita bukan hanya akan mencapai Indonesia Emas, tetapi kita akan mewujudkan bangsa yang abadi, kokoh dalam keberagaman, dan kuat dalam menghadapi segala tantangan. Mari kita yakini, bahwa kita adalah bagian dari sejarah besar bangsa ini, yang menuliskan masa depan gemilang dengan tinta Pancasila!". Semoga (TimKonsideran/Dd)