ULAMA NUSANTARA ABAD KE-19: MASA PENJAJAHAN DAN PUNCAK INTELEKTUAL HARAMAIN
Syarif Firdaus
Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Bengkayang
Abstrak
Artikel ini mengkaji dinamika intelektual ulama Nusantara pada abad ke-19, sebuah periode yang ditandai oleh paradoks antara penjajahan di tanah air dan pencapaian cemerlang di pusat keilmuan Islam, Haramain (Mekah dan Madinah). Menggunakan pendekatan historis-deskriptif, penelitian ini menggali bagaimana tekanan kolonial Belanda justru mendorong pengembaraan intelektual ulama Nusantara ke Timur Tengah. Fokus utama diberikan pada kiprah tokoh-tokoh seperti Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Mahfudz at-Tarmasi, yang mencapai posisi terkemuka di Haramain. Artikel ini menganalisis kontribusi mereka dalam pengajaran, penulisan karya-karya berpengaruh, dan pembentukan jaringan intelektual transnasional. Lebih lanjut, dibahas pula dampak pencapaian ini terhadap perkembangan pemikiran Islam di Nusantara, termasuk pengaruhnya pada gerakan pembaruan dan perlawanan terhadap kolonialisme. Kesimpulan artikel menekankan resiliensi dan brilliansi intelektual ulama Nusantara yang, meskipun menghadapi adversitas di tanah air, mampu mencapai puncak keilmuan di panggung global. Pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan sejarah, tetapi juga meletakkan fondasi penting bagi perkembangan wacana keislaman dan identitas intelektual di Indonesia pada masa-masa selanjutnya. Selengkapnya Klik Disini